Fasilitas Belajar/Pembelajaran
(Facilitating Learning) Teknologi Pendidikan Dan Penerapannya Pada Pendidikan
Agama Islam
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi
Pendidikan

Oleh :
Assayyidatul ‘Arifah
(1811170002)
(1811170002)
Dinda Widya Rizki
(1811170004)
(1811170004)
Fedra Angelia
(1811170006)
(1811170006)
Nur Ilham
(1811170013)
(1811170013)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
BENGKALIS
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah, yang
telah memberi petunjuk dan kemudahan kepada Penulis sehingga penulisan
makalah ini dapat terselesaikan dan sampai pada hadapan para pembaca yang
berbahagia. Semoga kiranya membawa mamfaat yang sebesar-besarnya dan memberikan
sumbangan yang berarti pada masa sekarang dan yang akan datang.
Makalah
ini penulis buat bertujuan untuk menambah wawasan bagi penulis dan pembaca mengenai Fasilitas
Belajar/Pembelajaran (Facilitating Learning) Teknologi Pendidikan Dan
Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam.
Dan diharapkan pembaca bisa mengambil
ilmunya agar bisa bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam
penulisan makalah ini tentunya banyak dijumpai kekurangan dan kelemahannya.
Untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharap saran-saran untuk penyempurnaan. Agar kekurangan dan
kelemahan yang ada tidak sampai mengurangi nilai dan manfaat bagi pengembangan pengetahuan pada
umumnya.
Bengkalis, 05
Februari 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................................................. i
Daftar isi......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Pengertian
fasilitas belajar teknologi pendidikan........................3
B. Perkembangan
fasilitas belajar dalam era reformasi...................4
C. Hubungan
teknologi dan pendidikan..........................................5
D. Hubungan
teknologi pendidikan dan guru..................................6
E. Jenis-jenis
alat-alat teknologi pendidikan...................................7
F. Beda
pelajaran dengan guru dan komputer...............................28
BAB
III
PENUTUP.............................................................................29
1. Kesimpulan................................................................................. 29
2. Saran
.......................................................................................... 30
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................. 31
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kemajuan dan teknologi telah tumbuh dan
berkembang dengan secara cepat. kemajuan ini sangat berdampak dalam segala
bidang temasuk dalam dunia pendidikan.
Pendidikan sebagai salah satu kunci
perkembangan suatu bangsa,dimana pendidikan yang baik dapat terlaksana dengan
berbagai sarana dan prasarana yang sangat menunjang.
Salah satunya yaitu,teknologi yang
membantu proses pendidikan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.dengan
adanya perkembangan teknologi mampu meningkatkan kreatifitas ,inovasi dan minat
belajar.dalam dunia pendidikan,yang dapat di lakukan oleh pengajar pada saat
proses pembelajaran.
Agar pembelajaran yang dilakukan dapat
berjalan dengan maksimal,menyenangkan dan dapat di terima oleh perseta didik
dengan baik.
Namun masih banyak kendala dari
perkembangan teknologi yang sangat pesat karena perlu adanya kemampuan atau
pengetahuan dari pelaku pendidikan .seperti Sumber daya manusia pendidikan yang harus memadai dalam mengelola
teknologi pendidikan.
B.
Rumusan
masalah
1. Apa
pengertian fasilitas belajar teknologi pendidikan?
2. Bagaimana
perkembangan fasilitas belajar dalam era reformasi?
3. Apa
hubungan teknologi dan pendidikan?
4. Apa
hubungan teknologi pendidikan dan guru?
5. Apa
saja jenis-jenis alat-alat teknologi pendidikan?
6. Apakah
beda pelajaran dengan guru dan komputer?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui apa pengertian fasilitas belajar teknologi pendidikan
2. Untuk
mengetahui bagaimana perkembangan fasilitas belajar dalam era reformasi
3. Untuk
mengetahui apa hubungan teknologi dan pendidikan
4. Untuk
mengetahui apa hubungan teknologi pendidikan dan guru
5. Untuk
mengetahui apa saja jenis-jenis alat-alat teknologi pendidikan
6. Untuk
mengetahui apakah beda pelajaran dengan guru dan komputer
D.
Manfaat
penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan adalah makalah ini
dapat menambah wawasan untuk penulis dan pembaca serta dapat memberikan dan
menambah pengetahuan tentang beberapa hal yang menyangkut masalah fasilitas
belajar dan penerapan teknologi pendidikan pada mata pelajaran pendidikan agama
islam dari mata kuliah Teknologi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
fasilitas belajar teknologi pendidikan
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia,
fasilitas adalah segala hal yang dapat memudahkan perkara (kelancaran tugas dan
sebagainya) atau kemudahan.
Menurut Dahar (1993), pengertian belajar
adalah proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan
manusia seperti sikap, minat, dan lainnya sebagai kemampuan untuk meningkatkan
kinerja.[1]
Menurut Mukhroji, dkk “Fasilitas belajar
adalah semua yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik bergerak maupun
tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur,
efektif, dan efesien”
Istilah teknologi berasal dari bahasa
yunani. Technologia yang menurut webster dictionary berarti systematic
treatment atau penanganan sesuatu secara sistematsis, sedangkan techne sebagai
dasar kata teknologi berarti art, skill, science atau keahlian, keterampilan,
ilmu. Jadi teknologi pendidikan dapat diartikan sebagai pegangan atau
peaksanaan pendidikan secara sistematis.
Teknologi pendidikan adalah
pengembangan, penerapan dan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat bantu
untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia.
Pada hakikatnya teknologi pendidikan
adalah suatu pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan.
Teknologi pendidikan memandang soal belajar dan mengajar sebagai masalah atau
problema yang harus dihadapi secara rasional dan ilmiah.
Setelah membaca dari beberapa literatur,
fasilitas belajar/pembelajaran dalam teknologi pembelajaran adalah segala
sesuatu yang berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak yang diperoleh
dan didapatkan melalui pengembangan hasil teknologi industri yang bisa dimanfaatkan
dalam proses kegiatan pembelajaran untuk memberikan kemudahan, kelancaran,
keefektifan dan keefesienan agar tercapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan bersama.
B.
Perkembangan
Fasilitas Belajar dalam Era Reformasi
Secara umum, perkembangan dalam era reformasi
menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Meningkatkan daya muat
untuk mengumpulkan, menyimpan, memanipulasikan, menyajikan informasi.
2.
Kecepatan penyajian
informasi yang meningkat.
3.
Miniaturisasi perangkat
keras yang disertai dengan ketersediannya yang melimpah.
4.
Keragaman pilihan
informasi untuk melayani berbagai macam kebutuhan.
5.
Biaya perolehan
informasi, terutama biaya untuk transmisi data yang cepat dalam jarak jauh,
yang secara relatif semakin turun.
6.
Kemudahan penggunaan
produk teknologi komunikasi dan informasi, baik yang berupa perangkat keras
maupun perangkat lunaknya.
7.
Kemampuan distribusi
informasi yang semakin cepat dan luas,
dan arena itu informasi lebih mudah diperoleh dengan menembus batas-batas
geografis, politis, maupun kedaulatan.
8.
Meningkatnya kegunaan
informasi dengan keanekaragaman pelayanan yang dapat diberikan, hingga
memungkinkan pemecahan masalah yang ada secara lebih baik serta dibuatnya
prediksi masa depan yang lebih tepat.[2]
C.
Teknologi
Dan Pendidikan
Hidup manusia sangat di pengaruhi oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi .teknologi misalnya banyak
menghasilkan mesin dan alat-alat seperti jam,mesin jahit,mesin
cetak,mobil,mesin tenun,kapal terbang,tank,meriam,dan sebagainya,agar manusia
dapat hidup lebih mudah,aman dan senang dalam lingkungannya.disamping itu
alat-alat itu juga menimbulkan macam-macam bahaya yang dapat merusak dan
membahayakan hidup manusia.
Adanya alat-alat itu dapat mengubah
pikiran manusia ,mengubah cara kerja dan cara hidupnya.juga pendidikan tidak bebas
dari pengaruh teknologi.
Hasil teknologi telah sejak lama
dimanfaatkan dalam pendidikan.penemuan kertas, mesin
cetak,radio,film,Tv,komputer,dan lain-lain segera dimanfaatkan bagi
pendidikan.pada hakikatnya alat-alat itu di buat khusus untuk keperluan pendidikan
seperti film,radio,Tv,komputer dan sebagainya.
Akan tetapi alat-alat itu ternyata dapat
dimanfaatkan dalam dunia pendidikan.mungkin hanya “teaching machine”yang
sengaja di buat khusus untuk tujuan pendidikan.
Sampai tahun_+1950 alat-alat pengajaran,yang
lazim di sebut alat audio visual,msih terbatas jumlah maupun penggunaanya.sejak
1950-an perkembangan alat-alat teknologi sangat pesat.pada tahun 1978 misalnya
terbit suatu katalogus mengenai alat pendidikan elektronik setebal 1.129
halaman.
Di negara-negara yang maju seperti
misalnya Amerikan serikat dan jepang alat-alat teknologi pendidikan seperti
radio,TV,laboratorium bahasa,CCTV,Film,overhead projector,dan sebagainya sudah
merupakan fasilitas pendidikan yang biasa.
Proliferasi atau pertambah cepat alat
teknologi pendidikan atau “hard ware” menimbulkan ketinggalan dalam
perkembangan “soft ware”nya.
Alat –alat itu tidak dimanfaatkan
sepenuhnya karena tidak dapat dijadikan fungsional dalam pengajaran yang
diberikan oleh guru.keseimbangan antara “hard ware”dan soft ware” merupakan
suatu masalah.
Banyak yang diharapkan dari alat-alat
teknologi pendidikan untuk membantu mengatasi kekurangan guru guna memenuhi
aspirasi belajar penduduk yang cepat pertumbuhannya atau untuk membantu pelajar
menguasai pengetahuan yang sangat pesat berkembang sehingga disebut ekplosi
pengetahuan untuk membantu siswa belajar secara individual dengan lebih efektif
dan efesien.
D.
Teknologi
Pendidikan Dan Guru
Alat-alat teknologi pendidikan dapat
mengubah peran guru disamping guru timbul sumber-sumber pelajaran lainnya.
Namun peran guru tidak akan dapat
ditindakan dan akan selalu diperlukan.mengawinkan ‘teknologi”dengan
“pendidikan”dapat mengejutkan profesi guru,sebab teknologi diasosiasikan dengan
“mesin”yang dapat menimbulkan bahaya “dehumanisasi”pendidikan,yaitu pendidikan
yang “mechanical”,yang serba mesin,yang menghilangkan unsur manusiawi yang selalu terdapat dalam intraksi sosial
antara guru dan antara murid dengan murid dalam pelajaran biasa.pengalaman
dengan alat teknologi pendidikan membuktikan bahwa dalam proses mengajar –
belajar guru tetap memegang peran yang
penting .
Banyak alat instruksional di
negara-negara yang maju dapat juga membingungkan guru.sukar bagi guru untuk
memilih media yang paling baik di antara begitu banyak alat yang tersedia.
Walaupun banyak penelitian tentang efektivitas bebagai media, tidak ada
penelitian yang menjelaskan apabila suatu media dapat atau tidak dapat
digunakan dalam situasi belajar tertentu.juga belum ada dasar teoritis yangkuat
yang menentukan media apa yang paling serasi untuk bahan pelajaran tertentu.
E.
Jenis-Jenis
Alat-Alat Teknologi Pendidikan
1.
Alat teknologi untuk
pendidikan
Disadari
atau tidak oleh seluruh masyarakat indonesia,yang nyata adalah: tidak semua
warga punya nasib baik.kalau di kota-kota,orang sudah merasakan nikmat dan
dampak globalisasi,di desa-desa orang tetap beralat dengan alam untuk mencari
sesuap nasi. Orang kota sudah mengenal antena parabola,televisi
kabel,fax,telepon digital,computer netway,tele=education,tele-library,tele-conference
dan sebagainya.orang desa,sebaliknya,berpindah dari lahan garapan satu ke
lahan garapan lain,ke tanaman
produksi/sayuran sejenis ke jenis lain,pola menu makanan yang monoton,bertambah
banyak anak,rentan penyakit,dan buta informasi serta pendidian anak tertinggal.
Salah
satu ketertinggalan itu adalah ketidakadaan alat teknologi, seperti
televisi,yang bukan saja tidak terbeli tetapi belum terjangkau oleh siaran.
Meskipun
demikian ternyata acara yang paling mereka senangi adalah siaran berita dan
hiburan (musik dangdut,pop,dan sandiwara).masyarakat desa,terutama di
desa-desa pedalaman alat-alat canggih
bidang teknologi informasi dan komunikasi di masa datang, terutama pada skala
terbatas,akan memungkinkan hadirnya sajian bahan pendidikan,perpustakaan dan
laboratorium jarak jauh.[3]
2. Media
cetak dan sarana fisik
Media
cetak yang murah dan banyak jumlahnya serta tersebar pada seluruh wilayah
menjadi dambaan seluruh umat. Fungsinya tidak kalah dengan radio (program
audio) dan televisi (program audio visual). Bahkan untuk kalangan tertentu,
bahan bacaan (buku, jurnal, majalah, koran, manual
instruction, brosur dan lain-lain) lebih menguntungkan, karena dapat dibaca
ulang dan dijadikan bahan acuan ilmiah. Bahan-bahan itu tersebar di toko-toko
buku, di rumah-rumah pribadi, di kaki lima dan bahkan di tangan pedangan
asongan.
Di indonesia, secara kuantitatif,
perpustakaan yang ada cukup memadai. Tahun 1986, ada 295 buah perpustakaan
khusus, perpustakaan universitas (negeri
dan swasta) sebanyak 252 buah, perpustakaan keliling 111 buah, perpustakaan
sekolah 1.139 buah, perpustakaan desa 524 buah, dan perpustakaan wilayah (di
tingkat propinsi dan kabupaten) ada 300 buah (Daud, 1992). Jumlah pertambahan
halaman buku dan media cetak lain di perpustakaan kita, dalam satuan tahun,
memang belum dicatat secara pasti. Namun demikian, melihat perkembangan global,
di mana setiap tahun ada pertambahan sekitar 60.000.000 halaman media cetak di
perpustakaan, tentu saja yang kita nikmati baru beberapa di antaranya. Di
banyak perpustakaan universitas, di pusat Dokumentasi Ilmiah (PDII-LIPI), di
lembaga (balai/ pusat penelitian Universitas, di Litbang Departemen dan
sejenisnya juga dihimpun data hasil penelitian, abstraksi tesis dan disertasi,
proseding seminar dan lain-lain, yang turut mempercepat proses pendistribusian
informasi ilmiah yang mahal harganya, namun bermanfaat besar bagi kehidupan
umat manusia.
Jaringan informasi perlu dikembangkan
dengan jalan menggerakkan beberapa kunci utama, Marwah Daud Ibrahim (1992), Project Program IPTEKNET BPPT,
mengemukakan, bahwa ada beberapa kunci utama dalam mengembangkan suatu jaringan
informasi, yaitu :
Pertama,
komitmen yang konsisten untuk
melengkapi jumlah dan jenis buku serta alat belajar. Mungkin dengan bahasa lain
dapat dikatakan bahwa, dibutuhkan suatu kemauan politik untuk memberikan
perhatian pada sumber dan media informasi pendidikan. Selama ini perhatian
biasanya lebih diutamakan pada gedung, belum pada isi perpustakaan yang
merupakan roh, serta sumber hidup dan persyaratan peningkatan kualitas tenaga
didik dan peserta didik. Kita berharap bahwa di masa depan, perhatian lebih
difokuskan pada efektivitas sarana yang sangat penting ini.
Kedua,
sistem pendidikan yang mendorong orang untuk meningkatkan kegairahan belajar bukan sekedar kesiapan mengikuti dan lulus
ujian. Sampai sekarang masih sering terdengar keluhan bahwa untuk apa
meningkatkan fasilitas perpustakaan atau koleksi buku, jika jumlah orang yang
datang membaca atau meminjam buku masih sangat terbatas. Karena itu tanpa upaya
serius untuk mengembangkan sistem belajar yang mendorong mahasiswa mencari ilmu
sendiri, dan melihat guru sebagai fasilitator belajar, tampaknya perpustakaan
akan sepi pengunjung. Lalu apa gunanya bicara tentang pengembangan jaringan
jika yang ada saja tidak termaksimalkan penggunaannya di lokasi sistem
dilaksanakan.
Ketiga,
diperlukan pengaturan administrasi
dan manajemen yang memungkinkan orang
aktif (saling mengakses) dalam jaringan informasi pendidikan nasional.
Perancangan dan pengembangan sistem manajemen dan administrasi ini terkandung
jauh lebih rumit. Karena itu strategi, orientasi dan aturan mainnya hanyalah
untuk tujuan-tujuan pendidikan itu sendiri.
Keempat,
diperlukan tenaga professional yang
kompeten, berdedikasi tinggi serta memiliki visi yang terbuka. Tanpa tenaga
dengan kualifikasi tersebut susah dikembangkan jaringan informasi yang
berkualitas. Kompetensi tenaga ini antara lain dalam bidang perpustakaan,
jaringan kerja, komputer, telekomunikasi, terutama menyangkut aspek softwarenya.
Kelima,
diperlukan dana yang cukup. Dana
pengembangan ini termasuk di anataranya untuk pembelian buku dari dalam dan
luar negeri, untuk langganan jurnal dan CD-ROM, untuk membangun database, dan pendidikan staf, untuk
membayar tenaga kerja, dan seterusnya. Sayang sekali pengembangan fasilitas
baca sampai sekarang masih menduduki jajaran bawah dalam prioritas pengembangan
sarana belajar.
Keenam,
diperlukan perencanaan teknis yang
runtut. Tentu saja yang dimaksud di sini tidak selalu harus dengan teknologi
yang canggih, dengan jaringan komputer atau telekomunikasi yang mahal. Tapi
boleh dimulai dengan membudayakan “interlibrary
loan”. Melembagakan kebiasaan pertukaran sumber daya yang ada pada pusat
pendidikan satu dengan yang lain juga bisa memicu lahirnya rasa tanggung jawab
bersama dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar. Di level yang sudah kian
maju nantinya dapat dibantu dengan pengembangan jaringan teknologi komputer
modern, on-line atau off-line connection, faksimile, surat
elektronik, dan sebagainya.
Kemajuan, kebahagiaan, dan kesejahteraan
serta peluang memperoleh pendidikan, dengan sekuat apapun usaha pemerintah dan
berbagai kalangan yang kompeten, walau bagaimanapun akan tetap berjalan imbang.
Penyebaran media informasi hanyalah alat semata, yang paling menentukan adalah
sumber daya manusianya. Perlu disadari oleh semua pihak (guru, masyarakat umum,
kaum professional dan terutama masyarakat desa sendiri) bahwa tujuan akhir
hidup manusia adalah kelayakan hidup itu sendiri. Kelompok masyarakat desa
terutama harus menerima secara sadar, baik kata maupun perbuatan, bahwa hidup
di desa tidak identik dengan penderitaan menahun dan hidup di kota identik
dengan kebahagiaan sepanjang hayat.
Tampilnya siaran media massa yang
berorientasi ke desa, perpustakaan desa, film penerangan di pedesaan, tenaga
PPL, AMD, JMD, HMD dan arus balik professional lain akan sangat membantu. Pada
level tertentu, seperti untuk keperluan bisnis berskala besar, menempuh
pendidikan lebih tinggi atau karena berprestasi luar biasa dari sebagian warga,
tidak menutup kemungkinan berkompetensi di kota. Yang perlu dihindari adalah :
hidup di kota dengan kondisi serba kurang, frustrasi dan merepotkan orang lain.
Kalau demikian adanya keberatan warga masyarakat yang demikian bukan membantu
usaha kesejahteraan sosial, melainkan menambah rumit masalah sosial.
3. Memasukan
subsistem alam di kelas-kelas sekolah
Manusia
dilahirkan dimuka bumi ini telah ditakdirkan memiliki kemampuan verbl.tetapi
manusia tidak ditakdirkan menjadi verbalis.sayang,kemampuan verbal itu lebih
banyak dijadikan modal untuk menjadi seorang verbalis,hanya menggunakan
kata-kata melulu.kenyataan yang amat kontras dan paling banyak terjadi justru
terjadi di kelas-kelas sekolah.
Sampel
pakis,buah mangga,jaggung dan sejenisnya begitu banyak “di hutan-hutan”di
pinggir perkampungan atau dihalaman ruang di sekitar kita.
Namun,guru hampir tidak
pernah menghadirkan subsistem alam itu di kelas-kelas sekolah untuk keperluan
pelajara ilmu tumbuhan yang berkenaan dengan materi perkembang biakan melalui
spora, tumbuh-tumbuhan dikotil dan monokotil dan lain-lain.keluhan yang muncul
selama ini,bahwa efektivitas pengajar rendah di karenakan media pengajaran
tidak tersedia,kalaupun banyak benarnya,namun banyak tidak dapat di pertanggung
jawabkan sepenuhnya.
Tidaklah
justru potensi subsistem alam belum dimanfaatkan sungguh-sungguh oleh kita
sebagai pendidik.falsafah yang berkembang di sumatera barat,”alam terkembang
menjadi guru”,punya makna yang mendalam,bahwa isi pendidikan sebenarnya tidak
lain dari apa yang ada di sekitar kita.
Dalam
menyampaikan pelajaran bermacam-macam alat telah diciptakan agar mempermudah
murid untuk memahaminya. Alat-alat pengajaran telah mulai berkembang sejak
orang membuat gambar atau diagram yang sederhana di tanah atau di gua pada
zaman purbakala. Setelah gambar dikembangkan menjadi huruf, lahirlah buku
pelajaran yang mencapai kemajuan yang pesat sesudah ditemukan alat cetak. Dan
sekarang tak dapat dibayangkan lagi sekolah tanpa buku pelajaran. Di samping itu
papan tulis menjadi populer hingga sekarang.
Walaupun
tiap guru menggunakan buku dan papan tulis, akan tetapi bila ia menghadapi alat
pengajaran elektronik seperti tape recorder, maka banyak guru yang enggan
menggunakannya karena merasa tidak mempunyai keterampilan teknik untuk
mengendalikannya. Namun semua alat pengajaran itu, betapapun modernnya mudah
dipakai, kalau tidak, tentu tidak akan kaku. Video tape recorder sekarang dapat
dikuasai penggunaannya oleh anak kecil. Guru hendaknya memupuk minat terhadap
alat pengajaran elektronik modern dan berusaha untuk mengenal dan
memanfaatkannya dalam proses mengajar-belajar. Alat-alat ini dapat memberi
bantuan besar kepada guru maupun murid. Lambat laun alat-alat ini akan makin
banyak digunakan dalam pengajaran bila telah disadari manfaatnya.
Menurut
pendirian tertentu alat pegajaran yang lazim disebut hard ware itulah dipandang
sebagai teknologi pendidikan. Di antaranya ada yang menganggap bahwa alat-alat
seperti papan tulis, peta, diagram dan sebagainya termasuk teknologi
pendidikan, akan tetapi ada pula yang memandang sebagai teknologi pendidikan
hanya yang serba elektronik saja.
Beberapa
alat pendidikan yang dapat dipandang sebagai alat teknologi pendidikan yaitu
1. Papan
Tulis

Alat pengajaran ini sangat populer,
digunakan oleh sekolah yang tradisional maupun yang modern dan dapat
dikombinasikan dengan alat pengajaran lainnya seperti radio, TV. Alat ini
dimanfaatkan dalam tiap metode pengajaran. Papan tulis dapat dipakai untuk
tulisan, membuat gambar, grafik, diagram, peta, dan sebagainya dengan kapur
yang putih maupun yang berwarna.
Setiap
guru harus pandai menulis dan menggambar di papan tulis. Papan tulis harus
dibersihkan sebelum digunakan, seperti membersihkan piring dari sisa-sisa
makanan,sebelum digunakan untuk hidangan baru.
Penerapan
yang bisa digunakan, misalnya seorang guru PAI menjelaskan tentang rukun iman
di papan tulis.
2. Gambar

Gambar-gambar
dapat dikumpulkan dari berbagai sumber seperti kalender, majalah, surat kabar,
pamflet dari biro perjalanan, dan sebagainya. Gambar-gambar harus dikumpulkan
dalam map menurut kategori tertentu agar mudah dicari kembali bila diperlukan.
Penerapan
yang bisa digunakan, misalnya seorang guru PAI menunjukkan gambar kota makkah
dan madinah yang merupakan pusat kota umat islam.
3. Model

Model-model
dapat merupakan tiruan dari benda yang sebenarnya seperti model mobil, kereta
api, rumah, binatang, dan lain-lain.
Penerapan
yang bisa digunakan, misalnya seorang guru PAI membuat model miniatur rumah
Rasulullah.
4. Koleksi

Bermacam-macam
koleksi dapat diadakan seperti macam-macam tekstil, batu-batuan, daun kering,
mata uang, perangko, dan sebagainya.
5. Peta
dan globe

Biografi
dan pelajaran sejarah akan pincang tanpa peta. Macam-macam peta harus
disediakan tentang tiap bagian dunia, juga peta ekonomi, penduduk, dan
sebagainya.
Penerapan
yang bisa digunakan, misalnya seorang guru PAI menunjukkan peta persebaran umat
islam di Dunia.
6. Buku
pelajaran.

Buku pelajaran merupakan
alat pengajaran yang paling banyak digunakan di antara semua alat pengajaran
lainnya. Buku pelajaran telah digunakan sejak manusia pandai menulis dan
membaca, akan tetapi meluas dengan pesat setelah ditemukannya alat cetak.
Keuntungan
buku pelajaran antara lain :
a. Buku
pelajaran membantu guru melaksanakan kurikulum karena disusun berdasarkan
kurikulum yang berlaku.
b. Buku
pelajaran juga merupakan pegangan dalam menentukan metode pengajaran.
c. Buku
pelajaran memberi kesempatan bagi siswa untuk mengulangi pelajaran atau
mempelajari pelajaran baru.
d. Buku
pelajaran dapat digunakan untuk tahun-tahun berikutnya dan bila direvisi dapat
bertahan dalam waktu yang lama.
e. Buku pelajaran yang uniform memberi kesamaan
mengenai bahan dan standar pengajaran.
f. Buku
pelajaran memberikan kontinuitas pelajaran di kelas yang berurutan, sekalipun
guru berganti.
g. Guru
pelajaran memberi pengetahuan dan metode mengajar yang lebih mantap bila guru
menggunakannya dari tahun ke tahun.[4]
Buku
pelajaran yang terlampau lama di pertahankan akan menjad i usang. Buku pelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan masyarakat.
Buku
pelajaran biasanya hasil seorang pengarang atau team pengarang yang disusun
berdasarkan kurikulum atau tafsiran tentang kurikulum yang berlaku. Biasanya
buku pelajaran merupakan salah satu pendekatan tentang implementasi kurikulum
dan karena itu ada kemungkinan terdapat berbagai macam buku pelajaran tentang
satu bidang studi tertentu. Di Jepang, misalnya terdapat 10-20 macam buku
pelajaran yang disusun oleh berbagai pengarang tentang bidang studi tertentu
berdasarkan kurikulum yang sama, yang semuanya disetujui oleh Kementerian
Pendidikan. Guru-guru diberi kesempatan untuk memilih buku yang mereka anggap
paling sesuai bagi muridnya.
Buku
pelajaran hanya salah satu sumber pelajaran yang perlu diperlengkap dengan
sumber lain seperti perpustakaan, observasi lingkungan, dan lain-lain. Karena
ilmu terus berkembang guru harus mencari bahan baru untuk hal-hal yang telah
usang dan tak berlaku lagi. Jadi tidak ada buku pelajaran yang lengkap atau
sempurna.
Disamping
buku pelajaran ada buku-kerja yang mendorong anak melakukan tugas-tugas
tertentu sambil merupakan alat untuk menilai hasil pelajarannya.
Menggunakan
buku pelajaran menuntut kesanggupan dan kecepatan murid untuk membaca dan
menangkap isinya. Anak-anak harus dilatih membaca cepat. Selain itu mereka
harus menguasai bahasa yang digunakan dalam buku itu.
Penerapan
yang bisa digunakan adalah, seorang guru PAI menggunakan buku pelajaran
pendidikan agama islam sebagai bahan untuk mengajar.
7. Film

Sejak
ditemukannya film, para pendidik segera melihat manfaatnya bagi pendidikan.
Film pendidikan sekarang telah sangat berkembang di negara-negara maju. Telah
banyak terdapat perpustakaan film
yang meminjamkan film tentang segala macam topik dalam tiap bidang studi. Universitas
demikian pula sekolah-sekolah telah banyak mempunyai perpustakaan film sendiri.
Film disana bukan merupakan barang luks lagi.
Beberapa keuntungan film ialah :
a. Film
sangat baik menjelaskan suatu proses, bila perlu dengan menggunakan “slow
motion”.
b. Tiap
murid dapat belajar sesuatu dari film, yang pandai maupun yang kurang pandai.
c. Film
sejarah dapat menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis
dalam waktu yang singkat.
d. Film
dapat membawa anak dari negara yang satu ke negara yang lain dan dari masa yang
satu ke masa yang lain.
e. Film
dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan.
Film
harus dipilih agar sesuai dengan pelajaran yangs sedang diberikan. Untuk itu
guru harus mengenal film yang tersedia dan lebih dahulu melihatnya untuk mengetahui
manfaatnya bagi pelajaran. Sesudah film dipertunjukkan perlu diadakan diskusi,
yang juga perlu dipersiapkan sebelumnya. Ada kalanya film tertentu perlu
diputar dua kali atau lebih untuk memperhatikan aspek-aspek tertentu. Agar
anak-anak jangan memandang film itu sebagai hiburan, sebelumnya kepala mereka
ditugaskan untuk memperhatikan hal-hal tertentu. Sesudah itu dapat ditest
berapa banyaklah yang dapat mereka tangkap dari film itu.
Film menarik sekali sebagai alat pengajaran dan hendaknya
mendapat perhatian yang lebih banyak.
Bila
suatu sekolah mempunyai proyektor film, maka guru wajib mempelajari cara
penggunaannya.
Penerapan
yang bisa digunakan misalnya guru menayangkan film kisah khulafaurrasyidin umar
bin khattab.
8. Filmstrip
dan slide

Filmstrip
dan slide diperlihatkan kepada murid-murid dengan menggunakan proyektor. Yang
dilihat adalah gambar “mati” jadi bukan gambar hidup seperti film. Gambar itu
dapat merupakan foto, tabel, diagram karton, reproduksi lukisan, dan
sebagainya. Kecepatan memperlihatkan filmstrip atau slide dapat diatur oleh
guru dan bergantung pada banyaknya komentar yang diberikannya tentang tiap
gambar.
9. Overhead
projector

Overhead
projector dapat memproyeksikan pada layar apa yang tergambar atau tertulis pada
lembaran plastik transparan. Guru dapat membuat tulisan, catatan atau gambar
pada lembaran transparan itu seperti yang dapat dilakukannyan pada papan tulis.
Overhead projector dapat digunakan tanpa menggelapkan ruangan.
10. Tape
recorder

Tape recorder pada saat ini bukan barang
mewah lagi. Alat ini sangat serasi untuk digunakan dalam pelajaran bahasa.
Laboratorium bahasa menggunakan tape recorder.
Keuntunganya
antara lain :
a. Murid
dapat mendengarkan kembali apa yang diucapkan atau dibacanya agar dapat
memperbaiki kesalahan-kesalahan.
b. Dengan
tape recorder dapat diketahui kemajuan anak dalam aspek-aspek bahasa seperti
lafal, kelancaran berbicara susunan kalimat dan sebagainya bila dibandingkan
kemampuan anak sebelum dan sesudahnya.
c. Tape
recorder dapat digunakan dalam interview atau untuk merekam pelajaran atau
ceramah orang ahli, dan lain-lain.
d. Untuk
pelajaran seni suara tape recorder mempunyai banyak kegunaan.
Guru yang ingin memanfaatkan tape
recorder harus belajar menggunakannya dengan terampil.
11. Siaran
dalam proses pendidikan
Ada gejala dalam pendidikan modren utuk
beralihdari pengajaran yang berpusat pada guru ke arah belajar yang
mengutamakan kegiatan murid. Aktivitas murid, belajar berdasarkan pengalaman
murid, belajar sendiri sebagai dasar proses belajar mengajar telah dicanagkan
sejak lama. Anak harus dididik untuk belajar-belajar atau belajar sendiari,
mencari bahan belajar dari berbagai sumber seperti buku, rekaman, film, radio,
dan televisi.
Perkembangan perpustaaan
dan alat audio visual, termasuk siaran radio dan telivisi menggembangkan
kesempatan kdan kesanggupan untuk balajar sendiri, tanpa selalu dapat bimbingan
dari guru.
Beberapa alasan menggunakan siaran
radio dan televisi
1. Siaran
dapat membawa dunia luar kedalam kelas yang menyamai pengalaman langsung
2. Siaran
merupakan suber informasi yang paling mutakhir dalam bentukyang mudah dipahami,
disamping buku, film, gambar dan lain-lain
3. Siaran
mencptakan suasana yang menyenangkan, merangsang dan membangkitkan ide-ide baru
4. Siaran
dapat memberi informasi yang tidak segera dapat diberikan oleh guru atau tak
dapat disajikan dalam bentuk yang dapat menyamai siaran itu
5. Cara
penyajian oleh siaran sangat hidup, menarik dan menggundang keterlibatan anak dalam peristiwa-peristiwa
yang diperliahatkan
6. Siaran
dapat menyampaikan hal-hal yang tidak dapat disajikan oleh guru seperti musik
bentuk-bentuk kebudayaan,kesenian, dan sebagainya
7. Siaran
dapat mengembangkan kesanggupan dan
keteranmpilan atau teknik untuk meliahat dan mendengarkan.
Pelajaran dengan siaran radio atau
televisi akan lebih efektif bla lebih dahulu dipersiapkan dan kemudian diadakan
kegiatan lanjutan. Anak-anak harus memahami perbendaharaan kata-kata yang
digunakan dalam siaran itu.
Bila langsung digunakan siaran dari
radio atau televisi, guru harus berusaha menyesuaikan dengan jadwal pelajaran.
Biasanya perogram atau acara untuk siaran radio atau televisi pendidikan lebih
dahulu dicetak dan disebarkan, sehingga guru-guru mengetahui perogram yang
sesuai bagi murid-muridnya.
Jika ada kemungkinan untuk merekamnya,
maka guru tidak terikat pada waktu siaran. Selain itu guru dapat lebih dahulu
mendengarkan atau melihatnya sebelum dsajikan kepada murid-muridnya.
Selain siaran pendidikan banyak
siaran untuk umum yang mempunyai nilai pendidikan yang lebih tinggi. Namun
siaran itu tidak dapat dimanfaatkan secara sepenuhnya bagi pendidikan karena
ada peraturan yang dinegara–negara tertentu yang melarang perekaman siaran itu
karena karena melanggar hak cipta.
12. Closed
circuit television (CCTV)

Dinegara-negara
maju seperti amerika, inggris, jepang dan lain-lain CCTV telah merupakan alat
pendidikan yang banyak digunakkan di sekolah maupun perguruan tinggi. CCTV
harus ditangani sediri oleh staf lembaga pendidikan yang bersangkutan, walau
mereka bukan ahli dalam bidang siaran, staf pengajar akan turut dilbatka dalam
perencanaan keseluruhan program dalam persiapannya maupun penyiarannya. Para
dosen akan sering diminta untuk memberikan pelajaran deemonstrasi, ceramah dan
sebagainya melalui CCTV. Dengan sendirinya yang diminta adalah tenaga pengajar
yang baik.
13. Mesin
belajar dan belajar berprograma
Salah
satu hasil perkembangan teknologi pendidikan adalah mesin belajar . dianggap
bahwa yang meenemukan mesin belajar ini adalah sidney pressey, ohio state
university pada tahun 1926.alat yag diciptakannya sebenarnya bertujuan untuk
mentest kesanggupan atau pengtahuan mahasiswa dengan menggunakan test obyektif
yang empat alternatifnya. Mesin itu memiliki empat tombol sesuai dengan jumlah kemungkiinan
jawaban. Mahasiswa harus menekan tombol menurut nomor jawaban yang dianggap
benar.
Mesin ini membuka
pikiran B.F. skinner harvard university, dua puluh tahun kemudian untuk
menggembangkan suatu alat yang dapat membimbing siswa belajar melalui langkah-langkah
tertentu. Langkah itu berupa tugas atau pertanyaaan yang ahus dijawab dengan
memilihb sebuah alternatif yang tersedia dengan menekan tombol yang sesuai
inilah yang terkenal dengan sebagai “teaching machine”. Alat inii kemudiann
disempurnakan sejalan dengan kemajuan elektronika.
Dengan mesin belajar ini murid dapat
belajar sendiri menurut kecepatan masing-masing. Langkah-langkah diatur
sedmikian rupa sehingga banyakharapan bahwa murid dapat melakukannya dengan
baik. bila salah, maka kesalahan itu segera dapat diperbaiki, atau murid
dibimbing secara khusus seperti dalam program bercabang agar dapat membuatya
sendiri tanpabantuan guru. Program yang disediakan sama atau unifrom bagi semua
murd, akan tetapi murid dapat belajar menurut kecepatannya sendiri sehingga
anak yang pandai dapat menyelesaikanya dalam waktu yang jauh lebih singkat
dibandingkan dengan anak yang kurang padai.
Anak-anak dapat belajar
tanpa guru, bahkan tanpa diajar, akan tetapi dengan bantuan guru proses belajar
dapat dipermudah dan dipercepat. Oleh sebab itu guru tetap memegang seatu
peranan yang penting. Selayaknya guru menaruh minat terhadap perkmbangan
hardware teknologi pendidikan dan kapan saja ada kesempatan, berusaha untuk
mempelajari cara penggunaannya. Alat teknologi pendidikan modern bukanlah musuh
guru akan tetapi alat pembantu guru untuk meninggkatkan efisiensi dan
efektifitas proses belajar mengajar.
14. Laboratorium
bahasa
Laboratorium bahasa merupakan variasi mesin mengajar yang
juga menggunakan sejumlah alat audio-visual lainnya misalnya tape
recorder,filmstrip, pelajaran berprograma dan sebagainya.
Laboratorium yang sederhana terdiri atas
sejumlah “booth”atau “kotak”tempat anak belajar secara individual .dengan
memutar rekaman berisi pelajaran ia menjawab pertanyaan atau mengulangi kalimat
atau lafal kata-kata,kemudian mendengarkannya kembali dan membandingkannya
dengan “master tape”.rekaman jawabannya dapat dihapusnya untuk mengulangai
pelajaran yang belum dikuasainya,sampai
benar-benar diketahuinya.
Guru bahasa dapat berhubungan dengan
tiap murid, sehingga ia dapat mengontol kemajuan tiap murid dan bila perlu
mengajukan pertanyaan murid dan memberi penjelasan yang diperlukan.
Anak-anak dapat belajar sendiri dan bila
absen beberapa waktu dapat melanjutkannya tanpa terikat pada kemajuan
murid-murid lain.jadi dengan laboratorium bahasa setiap murid dapat belajar
secara individual menurut kecepatan masing-masing dan bila perlu mendapat
bantuan guru secara pribadi.
Mesin belajar dan laboratorium bahasa
mahal dan seperti alat elektronik lainnya dapat
rusak sehingga memerlukan reparasi dari ahli teknik yang khusus.Namun
yang paling penting mengenai alat teknologi pendidikan bukan hanya soal
harganya, melainkan keterampilan guru untuk menggunakanya bagi peningkatan mutu
pendidikan. Makin tinggi teknologi,makin tinggi pula keterampilan yang dituntut
dari guru.
15. Komputer
Komputer adalah hasil teknologi modren
yang membuka kemungkinan yang besar alat pendidikan “computer –assisted
instruction’(CAI) telah dikembangkan akhir-akhir ini dan telah membuktikan
manfaatnya untuk membantu guru dalam mengajar dan membantu murid dalam
belajar.komputer sebagai alat pembantu pendidikan masih sangat mahal,yaitu
jutaan dollar, namun bila digunakan oleh ribuan siswa biaya untuk tiap murid
per jam akan lebih murah dari pada gaji guru.
Selain mahal,komputer sebagai alat
belajar perlu di program oleh programmers atau penyusunan pelajaran yang
ahli,biasanya seorang guru yangberpengalaman mengajar beberapa tahun dan
kemudian kembali masuk perguruan tinggi jurusan pendidikan untuk mencapai gelar
sarjana dalam computer programming.
Ahli lain yang diperlukan ialah computer
engineer,insinyur komputer yang belajar empat sampai delapan tahun untuk
mencapai gelar sarjana muda dan sarjana dalam bidang itu.
Selanjutnya perlu ahli sebagai CBE system
oprator,yaitu oprator sistem pendidikan berdasarkan komputer. Para ahli ini di
samping tenaga kerja lainnya harus dapat berkerja sama untuk memanfaatkan
komputer itu sepenuhnya.
Komputer sebagai alat pelajaran(CAI atau
computer Assisted instruction)mempunyai sejumlah keuntungan:
1. Ia
dapat membantu murid dan guru dalam pelajaran.karena komputer itu
“sabar,cermat,mempunyai ingatan yang sempurna”,ia sesuai sekali untuk latihan
dan remedial teaching. Tak ada guru yang dapat memberi latihan tanpa
jemu-jemunya seperti komputer.
2. CIA
memiliki banyak kemampuan yang dapat dianfaatkan segera seperti membantu
hitungan atau mereproduksi grafik,gambaran dan memberikan bermacam-macam
informasi yang tak mungkin dikuasai oleh manusia mana pun.
3. CAI
sangat fleksibel dalam mengajar dan dapat diatur menurut keinginan penulis
pelajaran atau penyusun kurikulum.
4. CAI
dan mengajar oleh guru dapat saling melengkapi.bila komputer tidak dapat
menjawab pertanyaan murid dengan sendirinya guru akan menjawabnya.ada kalanya
komputer dapat memberi jawaban yang tak dapat segera dijawab oleh guru.
5. Selain
itu komputer dapat pula menilai hasil setiap pelajar dengan segera.
16. Gedung sekolah

Melihat
dari pengertian fasilitas belajar yang menyatakan bahwa fasilitas belajar juga
meliputi benda tidak bergerak, maka gedung sekolah juga merupakan fasilitas
belajar yang termasuk dalam teknologi pendidikan. Seperti ruang kelas dan
laboratorium.
F.
Beda
Pelajaran Dengan Guru dan Komputer
Seorang guru dalam kelas harus melakukan
bermacam-macam kegiatan bergantungan pada tingkatan kelas,jumlah murid,bahan
pelajaran yang harus disajikan,kemampuanya mengajar,minatnya,dan
sebagainya.bisanya ia menghadapi sejumlah murid sekaligus dan akan lebih dahulu
mengutamakan kepentingan seluruh kelas sebelum ia berusaha untuk memperhatikan
kebutuhan setiap anak secara individual.tak selalu cukup waktu dan kemampuannya
untuk mendiagonosis kesulitan setiap anak walaupun ada keinginannya melakukan
demikian.ia harus membuat persiapan untuk tiap pelajaran,harus mempersiapkan
alat praga membuat gambar-gambar,grafik,dan sebagainya,harus memeriksa
perkerjaan rumah anak,memberi ulangan,mencatat angka,menjaga disiplin,dan
sebagainya.
Sering pula di tingkat sd seorang guru mengajar
beberapa mata pelajaran menurut kemampuannya dalam tiap bidang studi.pelajaran
dalam kelas bisanya dikendalikan sepenuhnya oleh guru.tentu saja ia dapat
menggunakan berbagai alat pengajaran untuk memperlancar proses mengajar-belajar
dengan memanfaatkan teori-teori belajar yang dikendalinya.
Proses belajar-mengajar dalam kelas
bisanya tertutup bagi orang luar orang tidak mengetahui apa yang terjadi dalam
kelas,jadi pelajaran dalam kelas diliputi oleh kerahasiaan. Proses
belajar-mengajar itu hanya terjadi satu kali dan tidak dapat di reproduksi
untuk keperluan orang lain.
Dalam proses belajar dengan komputer
setiap murid secara individual menghadapi komputer dalam mata pelajaran menurut
keinginan masing-masing.pelajaran telah diprogram secara cermat dan tiap murid
dibimbing langkah demi langkah sampai dikuasainya.
Jadi boleh dikatakan bahwa murud itu sendiri
bertanggung jawab atas pelajaran masing-masing.intraksi dengan komputer terbuka
bagi semua orang. Cara seorang pelajar dengan komputer bukan bersifat rahasia
akan tetapi dapat disaksikan oleh siapa saja.program itu dapat pula
direproduksi dan dipakai oleh orang lain yang memiliki jenis komputer yang
sama,seperti halnya dengan rekaman.
Selain membimbing murid dalam
pelajaran,komputer juga dapat menyimpan informasi yang banyak yang dapat
digunakan oleh setiap murid yang ingin memperluas pengetahuannya lebih dari apa
yang dituntut dalam kelas.
Komputer memberi peran yang baru kepada
guru. Ia harus berkerja sama dngan para ahli yang bertalian dengan komputer
dalam memprogramkan pelajaran.itu memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang
bahan pelajaran,tentang proses belajar dan tentang jiwa dan perkembangan anak
dan harus tahu bagaimana berkomunikasi dengan komputer.ia harus juga mengenal
kemampuan dan keterbatasan komputer dan mengetahui dalam hal mana ia harus
berperan untuk membantu murid. Hanya guru yang dapat menghadapi masalah-masalah
emosional dan sosial,memimpin diskusi,memberi petunjuk tentang penggunaan
buku-buku dalam perpuskakaan atau melakukan eksperimen dalam laboratorium.
Penggunaan komputer dalam pendidikan
tentu menuntut pendidikan guru yng mempunyai kompetensi mengajar dengan alat
teknologi pendidikan modern ini.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
1.
Menurut Mukhroji, dkk
“Fasilitas belajar adalah semua yang diperlukan dalam proses belajar mengajar
baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan dapat
berjalan lancar, teratur, efektif, dan efesien
2.
Fasilitas
belajar/pembelajaran dalam teknologi pembelajaran adalah segala sesuatu yang
berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak yang diperoleh dan didapatkan
melalui pengembangan hasil teknologi industri yang bisa dimanfaatkan dalam
proses kegiatan pembelajaran untuk memberikan kemudahan, kelancaran,
keefektifan dan keefesienan agar tercapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan bersama.
3.
Beberapa alat
pendidikan yang dapat dipandang sebagai alat teknologi pendidikan yaitu:
a.
Papan Tulis
b.
Gambar
c.
Model
d.
Peta
e.
Globe
f.
Buku pelajaran
g.
Film
h.
Laboratorium
i.
Komputer
j.
Gedung sekolah, dll.
4.
Buku pelajaran
merupakan alat pengajaran yang paling banyak digunakan di antara semua alat
pengajaran lainnya. Buku pelajaran telah digunakan sejak manusia pandai menulis
dan membaca, akan tetapi meluas dengan pesat setelah ditemukannya alat cetak.
2.
Saran
Setelah
membaca makalah ini diharapkan pembaca bisa mengerti tentang komponen sumber
belajar dan faktor-faktor sumber belajar. Dan dapat memahami penggunaan
berbagai fasilitas belajar secara maksimal agar segera tercapai tujuan
pendidikan yang ditargetkan bersama, dan media apa yang paling sesuai untuk
diterapkan terhadap peserta didik. Kami sangat membutuhkan saran untuk proses
perbaikan makalah ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. Media komunikasi pendidikan, Jakarta :
Bumi Aksara, 2010.
Departemen Pendidikan
Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta,
2001.
Suryono Dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori Dan Konsep Dasar,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2005.
Miarso, Yusufhadi. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta:
Prenada Media, 2005.
S. Nasution. Teknologi Pendidikan, Jakarta : Bumi
Aksara, 2005.
[1] Suryono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep
Dasar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm 12
[2] Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Jakarta:
Prenada Media, 2005) hlm. 487-488
[3] Sudarwan danim, Media komunikasi pendidikan, (Jakarta :Bumi aksara,
2010) hlm.26
[4] S. Nasution, teknologi pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2005) hlm.
103
No comments:
Post a Comment