Saturday, May 18, 2019

proses (processes) teknologi pendidikan


Proses Teknologi Pendidikan dan Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Pendidikan

Nama Anggota Kelompok:
Muhammad Fachrozi (1811170012)
Siska Zulaini (1811170018)
Zuriatul Khairi (1811170024)

Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Jurusan Tarbiyah Dan Keguruan

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis
Tahun Ajaran 2018/2019



KATA PENGANTAR

              Segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah Teknologi Pendidikan dengan judul “Proses Teknologi Pendidikan Dan Penerapannya Pada Pendidikan Agama Islam”. Shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar Muhammad Shallalluhu ‘Alaihi Wasallam karena berkat Beliaulah kita dapat merasakan hidup penuh dengan ilmu pengetahuan, dari alam kegelapan ke alam terang benderang.
              Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Teknologi Pendidikan semester IV pada program studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah dan Keguruan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Bengkalis (STAIN Bengkalis).
              Kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
                                                                       




Bengkalis, 06 Februari 2019


       
   Penulis





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 3
C. Tujuan.................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 5
Pengertian Teknologi............................................................................................ 5
Pengertian Proses.................................................................................................. 5
Pengertian Teknologi Pendidikan......................................................................... 6
Proses Teknologi Pendidikan............................................................................... 9
Penerapan pada Pendidikan Agama Islam......................................................... 13
BAB III PENUTUP............................................................................................................ 18
Kesimpulan.......................................................................................................... 18
Saran.................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 20











BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sebagai bagian dari kebudayaan, pendidikan sebenarnya lebih memusatkan diri pada proses belajar mengajar untuk membantu anak didik menggali, menemukan, mempelajari, mengetahui dan menghayati nilai-nilai yang berguna, baik bagi diri sendiri, masyarakat, dan negara sebagai keseluruhan.
Dengan demikian sebenarnya pendidikan adalah wadah untuk mencerdaskan bangsa, mengembangkan masyarakat dengan berbagai dimensinya. Pengembangan nilai-nilai, pengetahuan, keterampilan dan sikap anak didik dan masyarakat menunjukkan adanya kaitan fungsional antara pendidikan dengan tuntutan kearah perubahan yang dimaksud.
Upaya yang dilakukan dalam rangka memenuhi tuntutan itu adalah dengan jalan memanfaatkan teknologi pendidikan, khususnya proses belajar mengajar melalui pendekatan teknologis.
Prinsip dasar dari sistem pendidikan adalah belajar. Belajar sering dirujuk dalam bentuk pengukuran pengetahuan, kegesitan seseorang dalam menggunakan perangkat atau peralatan tertentu. Pandangan atau wawasan seseorang terhadap sesuatu hal. Secara khusus, belajar sering diartikan pergi ke sekolah, atau mengikuti jejang pendidikan formal tertentu. Di dunia kerja, belajar itu adalah pelatihan. Pelatihan untuk peningkatan kompetensi. Peningkatan dan kompetensi diyakini sebagai upaya untuk meningkatkan mutu kinerja seseorang, yang berdampak terhadap kineja organisasi atau lembaga.
Teknologi pendidikan memandang proses belajar sebagai suatu peristiwa internal, karena terjadi dalam diri siswa. Sejauh ini sudah banyak sekali teori belajar yang dirumuskan oleh para pakar dengan berbagai pendekatan ilmu. Sebagai contoh, psikolog beranggapan bahwa proses belajar sebagai suatu proses kognitif, sedangkan pakar komunikasi beranggapan bahwa proses belajar adalah suatu pemrosesan informasi pada diri seseorang.
Teknologi pendidikan dalam proses pembelajaran bermanfaat untuk memperkuat dalam merekayasa berbagai cara dan teknik dari mulai tahap mendisain, pengembangan, pemanfaatan berbagai sumber belajar, implementasi, penilaian program, dan penilaian hasil belajar. Teknologi dalam pendidikan merupakan penggunaan media sebagai sumber atau sarana dalam proses pembelajaran untuk mempermudah pencapaian.
Kemajuan dan peranan teknologi sudah demikian meningkat, sehingga  penggunaan alat-alat, perlengkapan pendidikan, media pendidikan dan  pengajaran di sekolah-sekolah mulai disesuaikan dengan kemajuan penggunaan alat-alat bantu mengajar, alat-alat bantu peraga pendidikan, audio, visual, dan audio-visual serta perlengkapan peralatan kerja lainnya. Kemajuan teknologi memberikan banyak tawaran dan pilihan bagi dunia pendidikan untuk menunjang proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien bagi siswa.
Memasuki abad Teknologi Informasi dan Komunikasi sekarang ini  sangat dirasakan kebutuhan akan pentingnya peningkatan kualitas Pembelajaran. Melalui pemanfaatan teknologi pendidikan kita dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, yaitu dengan cara membuka lebar-lebar terhadap akses ilmu pengetahuan dan penyelenggaraan pendidikan bermutu. Sistem teknologi informasi dalam pendidikan memberi jangkauan yang luas, cepat, efektif, dan efisien terhadap penyebarluasan informasi ke berbagai penjuru dunia. Teknologi informasi berkembang sejalan dengan perkembangan teori komunikasi dan teknologi yang menunjang terhadap praktek kegiatam pembelajaran. Pembelajaran berbasis multimedia seperti : pembelajaran berbaris komputer (PBK), pembelajaran berbaris web (e-learning), merupakan bentuk pemanfaatan TIK yang perlu dilaksanakan dalam dunia pendidikan dewasa ini.
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini berarti bahwa pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses pembelajaran dirancang dan dijalankan secara professional, seperti saat ini, dengan dimanfaatkannya Teknologi Informasi dan Komuniksi, khususnya computer dan internet dirasa sangat membantu dalam kegiatan pembelajaran.
Salah satu permasalahan pendidikan yang menjadi prioritas untuk segera dicari pemecahannya adalah masalah kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran. Dari berbagai kondisi dan potensi yang ada, upaya yang dapat dilakukan berkenaan dengan peningkatan kualitas pendidikan adalah dengan mengembangkan teknologi pembelajaran yang berorientasi pada interest peserta didik dam memfasilitasi kebutuhan akan pengembangan kognitif, efektif dan psikomotornya.
Seiring dengan perkembangan teknologi pendidikan berikut infrastruktur penunjangnya, upaya peningkatan mutu pendidikan di atas antara lain dapat dilakukan melalui pemanfaatan teknologi pendidikan tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Teknologi pendidikan merupakan suatu system yang dapat memfasilitasi pendidik dan peserta didik belajar lebih luas, lebih banyak dan juga bervariasi. Melalui fasilitas yang disediakan oleh system tersebut, siswa dapat belajar mandiri, kapan dan dimana saja tanpa terbatas oleh ruang dan waktu.bahan yang dapat mereka pelajari juga lebih bervariasi, tidak hanya dalam bentuk sajian kata, tetapi dapat lebih kaya dengan varisi teks, visual, audio dan animasi.
Untuk itu sudah selayaknyalah pada pendidik harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang humanis, yaitu kondisi pembelajaran yang menyenangkan dengan mengoptimalkan peran teknologi pembelajaran khususnya untuk pendidikan Islam.
Disamping itu, dalam proses penggunaannya, teknologi haruslah digunakan sedemikian rupa sesuai dengan fungsinya agar dapat mencapai tujuan yang dimaksud. Maka dari itu proses didalam penggunaan teknologi sangat berperan penting guna mencapai keberhasilan dari teknologi itu sendiri.

B.     Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan Teknologi Pendidikan?
2.    Bagaimana proses Teknologi Pendidikan?
3.    Bagaimana penerapannya pada Pendidikan Agama Islam?



C.    Tujuan
1.    Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Teknologi Pendidikan?
2.    Untuk mengetahui bagaimana proses Teknologi Pendidikan?
3.    Untuk mengetahui bagaimana penerapannya pada Pendidikan Agama Islam?




























BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Teknologi
              Teknologi, dalam interpretasi yang paling umum, adalah penerapan pengetahuan untuk tujuan praktis. Definisi teknologi umum diterima di lapangan diambil dari Galbraith (1967): "Penerapan sistematis ilmu atau pengetahuan terorganisir lainnya untuk tugas-tugas praktis". Menurut Hooper dan Rieber (1995), "Teknologi, menurut definisi, menerapkan pengetahuan saat ini untuk beberapa tujuan yang berguna. Oleh karena itu teknologi, menggunakan pengetahuan berkembang (baik sekitar dapur atau ruang kelas) untuk beradaptasi dan memperbaiki sistem yang pengetahuan berlaku (seperti dapur microwave oven atau komputasi pendidikan).
              Sebagian besar interpretasi umum fokus teknologi pada produk fisik yang dihasilkan dari penelitian teknologi dan pengembangan, seperti perangkat keras dan perangkat lunak komputer, rekaman video, dan perangkat komunikasi genggam lainnya, satelit, penerima satelit, dan sejenisnya. Beberapa orang menyebut sisi teknologi sebagai "teknologi keras," sementara pemesanan teknologi lunak untuk merujuk pada proses intelektual. Menerapkan proses intelektual untuk mencapai tujuan pendidikan. Tempat-tempat untuk proses teknologi pendidikan biasanya meliputi rutinitas guru, perencanaan, operasi desain instruksional, proyek pengembangan kurikulum, pembelajaran administrasi sumber daya, dan strategi pemanfaatan media.

B.  Pengertian Proses
              Proses dilambangkan di sini sebagai serangkaian tindakan, prosedur, atau fungsi yang mengarah ke hasil. Sebuah proses biasanya menghasilkan salah satu dari dua jenis hasil: (a) produk atau (b) proses lain. Proses sebagai sebuah konsep dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang diarahkan menuju hasil yang diinginkan. Hasilnya bisa berwujud atau tidak berwujud.
              Proses dapat terjadi secara alami, seperti proses yang terlibat dalam pencernaan makanan dan konversi makanan yang menjadi energi. Fungsi dari organisme manusia tergantung pada banyak alam, proses bawaan, termasuk mereka yang terlibat dalam berpikir, belajar, berkomunikasi, perasaan, serta hanya bertahan hidup. Manusia juga menemukan proses untuk mencapai tujuan mereka lebih efisien dan efektif. Berburu, memasak dan melestarikan makanan, dan migrasi memerlukan prosedur dibuat yang berkembang dengan pengalaman.
              Proses buatan manusia yang secara sistematis menerapkan pengetahuan ilmiah dapat dilihat sebagai proses teknologi. Makalah ini berfokus pada proses teknologi yang diterapkan dalam kemajuan belajar. Ada banyak proses teknologi yang nonedukasional, termasuk, misalnya, yang ditemukan dalam komunikasi massa, jaringan komputer, transportasi, dan produksi energi. Tentu saja, argumen dapat dibuat bahwa segala sesuatu adalah beberapa cara pendidikan; Namun, dalam konteks definisi ini, proses yang terkait dengan teknologi pendidikan yang diartikan sebagai metode yang digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja.

C.     Pengertian Teknologi Pendidikan
              Teknologi pendidikan adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses teknologi yang tepat.
              Istilah yang digunakan dalam bahasa inggris adalah instructional technology atau education technology. Jadi yang diutamakan ialah media komunikasi yang berkembang secara pesat sekali yang dapat dimanfaatkan dalam pendidikan. Alat-alat teknologi ini lazim disebut “hardware” antara lain berupa TV, radio, video tape, komputer, dan lain-lain.
              Teknologi pendidikan adalah pengembangan, penerapan dan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia[1].
Di sini diutamakan proses belajar itu sendiri di samping alat-alat yang dapat membantu proses belajar itu. Jadi teknologi pendidikan itu mengenai software maupun hardwarenya, software antara lain menganalisis dan mendesain urutan atau langkah-langkah belajar berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan metode penyajian yang serasi serta penilaian keberhasilannya.
Istilah teknologi pendidikan (educational technology) teknologi pengajaran (instructional technology) secara umum dapat diartikan sebagai penerapan teknologi, khususnya teknologi komunikasi, untuk kegiatan pendidikan atau pengejaran, yang paling penting disini adalah proses integrasi antara manusia, ide, organisasi dan peralatan[2]. Berdasarkan asumsi terakhir ini, teknologi pendidikan dapat pula diartikan sebagai pendekatan yang logis, sistematis dan ilmiah dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran.
Teknologi pendidikan adalah pemikiran yang sistematis tentang pendidikan, penerapan metode problem solving dalam pendidikan, yang dapat dilakukan dengan alat-alat komunikasi modern, akan tetapi juga tanpa alat-alat itu.
Association for educational communication and technology (1980) mendefinisikan teknologi pendidikan sebagai berikut : teknologi pendidikan adalah suatu proses kompleks yang terintegrasi  meliputi manusia, prosedur, ide dan peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah yang menyangkut semua aspek belajar, serta merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah itu.
Dengan demikian, secara umum teknologi pendidikan diartikan sebagai media yang lahir dari revolusi teknologi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan-tujuan pengajaran di samping guru, buku dan papan tulis. Teknologi pendidikan mensyaratkan prosedur, ide, peralatan, dan organisasi yang dikaji secara sistematis, logis, dan ilmiah.  Pengertian ini mengandung asumsi bahwa sebenarnya media teknologi tertentu tidak secara khusus dibuat untuk teknologi pendidikan.
Teknologi pendidikan tidaklah selamanya diartikan atau dikaitkan dengan peralatan atau median yang rumit. Pada hakikatnya teknologi pendidikan adalah suatu pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan[3].  Teknologi pendidikan memandang soal mengajar dan belajar sebagai
Bagi teknologi pendidikan alat-alat yang dihasilakan oleh teknologi, seperti alat-alat audio-visual bukan esensial. Tanpa alat-alat itu pun teknologi pendidikan tetap dapat dilaksanakan.
Teknologi pendidikan bersikap skeptis yakni menyaksikan kebenaran prinsip-prinsip mengajar atau asas-asas didaktik sebelum diperoleh bukti akan kebenarannya. Teknologi pendidikan merupakan suatu ekspresi dari scientific movement atau gerakan ilmiah yang telah dirintis oleh Aristoteles dan bergerak terus melalui Wundt, pavlov, thorndike, skinner, hingga masa kini.
Teknologi pendidikan berusaha untuk menerapkan dalam kelas hasil-hasil eksperimentasi dalam laboratorium psikologi. Teknologi pendidikan adalah hasil dari penelitian dan pemikiran ilmiah tentang pendidikan.
Teknologi pendidikan mengharuskan guru merumuskan tujuan yang jelas dan memikirkan metode yang dianggapnya paling efektif untuk mencapai tujuan itu. Tujuan yang jelas merupakan pegangan untuk memilih metode yang tepat. Banyak guru yang masuk kelas tanpa mengetahui dengan jelas apa yang ingin dicapainya dalam jam pelajaran apakah kita sampai ketempat yang kita harapkan.
Selanjutnya teknologi pendidikan menuntut agar diadakan penilaian yang segera tentang apa yang telah dipelajari. Banyak guru yang melakukan penilaian hanya beberapa kali dalam satu semester seperti dalam bentuk ulangan. Penilaian yang segera setelah pelajaran memberikan keterangan tentang prestasi anak dan sekaligus tentang kemanpuan metode penyajian guru.
Bila guru menerapkan prinsip-prinsip teknologi pendidikan secara konsekuen, maka terbuka baginya jalan untuk memperbaiki mutunya sebagai guru, ia akan memandang proses belajar mengajar sebagai problema yang tak berkesudahan yang dihadapinya secara obyektif dan ilmiah. Dengan sikap serta usaha demikian mengajar akan dapat dikembangkan dan ditingkatkan menjadi profesi dalam arti yang sebenarnya.
Teknologi pendidikan masih merupakan pendekatan yang terbuka bagi berbagai-bagai pendirian. Teknologi tidak merupakan kunci kearah sukses yang pasti dalam pendidikan. Akan tetapi teknologi pendidikan menunjukkan suatu prosedur atau metodologi yang dapat diterapkan dalam pendidikan. Teknologi pendidikan adalah suatu teori yang mempunyai sejumlah hipotesis.
Teknologi pendidikan dapat juga dipandang sebagai suatu gerakan dalam pendidikan yang diikuti oleh guru-guru yang merasakan bahwa mengajar hingga kini masih dilakukan secara sembrono, asal-asal saja, tanpa dasar yang kokoh, menurut selera masing-masing.
Maka teknologi pendidikan merupakan usaha yang sungguh-sungguh untuk memperbaiki metode mengajar dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmiah yang membuktikan keberhasilan dalam bidang-bidang lain. Teknologi pendidikan mengajak guru untuk bersikap problematis terhadap proses mengajar-belajar dan memandang tiap metode mengajar sebagai hipotesis yang harus diuji efektifitasnya. Dengan demikian teknologi pendidikan mendorong profesi keguruan untuk berkembang menjadi suatu “science”. Namun pekerjaan guru akan selalu mengandung aspek “seni”.

D.    Proses Teknologi Pendidikan
              Jika berbicara tentang proses teknologi pendidikan maka akan berbicara tentang serangkaian tindakan, prosedur, atau fungsi dari teknologi yang digunakan yang mengarah ke hasil atau tujuan dari pendidikan.
Ada yang mentafsirkan teknologi pendidikan sebagai suatu cara dalam proses mengajar yang menggunakan alat-alat teknik modern yang sebenarnya dihasilkan, bukan khusus untuk keperluan pendidikan akan tetapi dapat dimanfaatkan dalam pendidikan seperti radio, film opaque projector, overhead projector, tv, video taperecorder, komputer, dan lain-lain. Alat-alat itu tidak mengandung arti pendidikan. Alat-alat itu baru bermanfaat bila dikaitkan dengan suatu pelajaran atau program. Program ini lazim disebut software.
Yang merupakan inti teknologi pendidikan adalah programnya yang harus disusun menurut prinsip-prinsip tertentu. Teknologi pendidikan dapat dilenggarakan tanpa alat-alat teknologi modern seperti yang dikatakan diatas. Ada yang beranggapan bahwa segala macam metodologi pengajaran termasuk teknologi pendidikan seperti ceramah, diskusi, seminar dan sebagainya.
Dalam teknologi pendidikan alat-alat itu disebut “hardware”.  Alat-alat itu besar manfaatnya, namun bukan merupakan inti atau hakikat teknologi pendidikan, sebab proses dalam penggunaannyalah yang akan menentukan hasil dari tujuan.
Alat-alat teknologi pendidikan dapat mengubah peranan guru. Dimana alat - alat teknologi akan mempermudah guru dalam membantu penyampaian pesan dalam proses pembelajaran. Namun peranan guru tidak akan dapat ditiadakan dan akan selalau diperlukan. Mengawinkan “teknologi’ dengan “pendidikan” dapat mengejutkan profesi guru, sebab teknologi diasosiasikan dengan mesin yang dapat menimbulkan bahaya “dehumanisasi” pendidikan, yaitu pendidikan yang “mechanical” yang serba mesin, yang menghilangkan unsur manusiawi yang selalu terdapat dalam interaksi sosial antara guru dan murid dan antara murid dan pelajaran.
Teknologi harus dianggap sebagai penemuan yang memperpanjang kemampuan manusia. Penemuan teknologi yang dibayangkan tak terbatas, dan hanya dibatasi oleh kreativitas kita. Proses yang didedikasikan untuk pengembangan kapasitas kreatif didasarkan pada beberapa asumsi. Asosiasi untuk komunikasi pendidikan dan Teknologi (AECT) mengasumsikan bahwa pendidikan adalah suatu proses, teknologi dapat memfasilitasi proses pendidikan, dan lingkungan belajar yang disengaja yang kompleks. Berikut ini penjelasan dari asumsi ini memberikan orientasi filosofis studi dan praktek proses teknologi yang didedikasikan untuk pendidikan.
·      Asumsi 1:
              Pendidikan adalah sebuah proses pendidikan adalah serangkaian tindakan tujuan dan operasi-proses.. Tujuan pendidikan merupakan hasil pembelajaran yang diinginkan; dengan demikian, pendidikan, secara umum, dapat dianggap sebagai suatu proses.

·      Asumsi 2:
              Teknologi dapat memfasilitasi proses pendidikan Masyarakat umumnya menganggap teknologi baik sebagai alat dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Proses pendidikan fokus pada aplikasi sistematis dari teori belajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Mispersepsi tentang teknologi sering muncul dari keyakinan bahwa teknologi adalah akhir. Teknologi bukanlah obat mujarab untuk semua penyakit pendidikan, dan bukan sarana untuk menggantikan orang. Proses teknologi adalah sarana khusus, berdasarkan pemikiran ilmiah, untuk mengkomunikasikan ide-ide dan mengambil tindakan untuk memfasilitasi pengajaran dan pembelajaran.Dengan demikian, teknologi memfasilitasi proses pendidikan.

·      Asumsi 3:
              Lingkungan belajar Disengaja yang kompleks lingkungan belajar yang disengaja merujuk pada peristiwa tujuan pendidikan yang melibatkan peserta didik dalam beberapa, interaksi bersamaan antara orang-orang (misalnya, guru dan teman sebaya), tempat, konten, dan media, terletak dalam konteks, untuk jangka waktu waktu, semua mencari tujuan bersama.
              Kompleksitas adalah fenomena yang dihasilkan dari peningkatan jumlah informasi, energi, hierarki, variabilitas, hubungan, dan komponen, yang pada gilirannya meningkatkan kemungkinan hasil dan mengurangi kepastian dan prediktabilitas untuk acara tertentu.Lingkungan belajar yang disengaja menghasilkan pengetahuan dan keterampilan.
              Kompleksitas juga muncul dari interaksi unit individu (Marion, 1999), seperti interaksi siswa, guru, konten, dan konteks selama acara pendidikan. Levy (1992) mendefinisikan sistem yang kompleks sebagai salah satu bagian komponen yang berinteraksi dengan kerumitan yang cukup bahwa mereka tidak dapat diprediksi dengan persamaan linear standar.Oleh karena itu, proses yang terkait dengan lingkungan belajar yang disengaja harus mampu memfasilitasi, mengelola, dan mengarahkan berbagai jumlah informasi, variabilitas dalam hubungan, beberapa solusi, prediktabilitas, ketidakpastian, kepastian, dan ketidakpastian.
Pengalaman dengan alat teknologi pendidikan membuktikan bahwa dalam proses belajar-mengajar guru tetap memegang peranan penting. Macam-macam teknologi pendidikan menurut Davies ada tiga yaitu:
1.    Teknologi pendidikan satu
              Teknologi pendidikan satu yaitu mengarah pada perangkat keras seperti proyektor, laboratorium, komputer (CD ROM, LCD, TV, Video dan alat elektronik lainnya). Teknologi mekanik ini dapat mengotomatiskan proses belajar mengajar dengan alat yang memancarkan , memperkuat suara, mendistribusikan, merekam dan mereproduksi stimuli material yang menjangkau pendengar/ siswa dalam jumlah yang besar. Jadi teknologi satu ini efektif dan efisien.

2.    Teknologi pendidikan dua
              Teknologi pendidikan dua mengacu pada ”perangkat lunak” yaitu menekankan pentingnya bantuan kepada pengajaran. Terutama sekali dalam kurikulum, dalam pengembangan instruksional, metodologi pengajaran, dan evaluasi. Jadi teknologi dua ini, menyediakan keperluan bagaimana merancang yang baru atau memperbarui yang sekarang, bermanfaat pada pengalaman belajar.

3.    Teknologi pendidikan tiga
              Teknologi pendidikan tiga, yaitu kombinasi pendekatan dua teknologi yaitu “peragkat keras“ dan perangkat lunak”. Teknologi pendidikan tiga, orientasi utamanya yaitu ke arah pendekatan sistem, dan sebagai alat meningkatkan manfaat dari apa yang ada di sekitar. Teknologi pendidikan tiga dapat dikatakan sebagai pendekatan pemecahan masalah, titik beratnya dalam orientasi diagnostik yang menarik.
Dari ketiga macam tekonologi di atas dapat dikatakan bahwa teknologi pendidikan dalam konteks sebenarnya adalah tidak hanya mengacu pada perangkat keras saja seperti yang umum dijadikan sebagai persepsi yang benar, namum juga meliputi perangkat lunak dan perpaduan keduanya perangkat keras dan lunak.
Miarso  mengemukakan bahwa teknologi pendidikan dapat didefenisikan kemampuannya dengan dua cara; Pertama dengan melakukan pengkajian empirik, dan kedua dengan melakukan analisis konseptual. Sedangkan The National Task Force on Educational Technology melaporkan hasil pengkajiannya tentang kegunaan teknologi pendidikan sebagai berikut:
·      Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang efesien dari cara-cara konvensional;
·      Mengajarkan konsep dan keterampilan penalaran pada peringkat tinggi yang sulit dikembangkan tanpa bantuan teknologi
·      Mengembangkan pemehaman tentang teknologi informasi serta kegunaanya bagi masyarakat dan dunia kerja
·      Memungkinkan guru untuk mengelola lingkungan belajar, dimana belajar dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa, serta kemampuan mereka untuk mencapai penguasaan yang dipreskripsikan
·      Mengembangkan keterampilan dalam menggunakan komputer dan teknologi lain yang berkaitan.

E.  Penerapan Pada Pendidikan Agama Islam
              Dalam prakteknya, yakni kegiatan pembelajaran, teknologi juga dapat memberikan warna dan manfaat dalam pengembangan pendidikan agama Islam. Karena banyak varian yang digunakan baik berupa teori belajar, memilih kurikulum, memilih media dan sebagainya. Media sering dikaitkan dengan kata teknologi. Teknologi merupakan perluasan konsep tentang media, dimana teknologi bukan sekadar benda, alat, bahan atau perkakas, tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan, organisasi dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan ilmu.
              Oleh karenanya, dalam kegiatan pembelajaran agama Islam perlu menggunakan dan memaksimalkan media pembelajaran yang dapat menunjang terhadap pengembangan pendidikan agama Islam itu sendiri. Mulai dari pendidik yang harus memahami tentang agama, materi yang disampaikan, media yang digunakan maupun lingkungan yang ada harus dapat mengembangkan pendidikan agama Islam.
              Dalam hal ini, teknologi sangatlah memberi manfaat besar, yakni mempermudah siswa dalam menerima pelajaran. Disadari atau tidak, dengan adanya teknologi atau media dalam proses kegiatan pembelajaran siswa akan lebih tertarik jika dibandingkan dengan tidak menggunakan teknologi atau media. Akan tetapi jika pendidik tidak bisa memanfaatkannya dengan baik, semisal tidak bisa menggunakan atau gagap teknologi, maka itu akan memberi kesan tersendiri terhadap dirinya.
              Manfaat lain dari penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran Agama Islam antara lain:
1. Media teknologi pendidikan membuat pendidikan Agama Islam lebih produktif.
2. Media pendidikan membuat kegiatan pengajaran Agama Islam lebih ilmiah.
3. Media teknologi pendidikan dapat membuat pengajaran Agama Islam lebih powerful.
4. Media pendidikan dapat membuat kegiatan belajar mengajar Agama Islam lebih langsung.
5. Media teknologi pendidikan dapat membuat percepatan pendidikan Agama Islam lebih sebanding.
6. Meningkatkan mutu pendidikan dengan jalan mempercepat pengetahuan (rate of learning).
7. Memberikan penyajian pendidikan Agama Islam lebih luas.
              Teknologi pendidikan dalam proses pembelajaran dalam pendidikan Islam dapat terlihat dengan adanya beberapa program yang di kembangkan untuk dipakai dalam keefektifan proses belajar mengajar di antaranya ;  program e – learning dan Ubiquitous computing:
1.    E - learning
              Pengertian istilah e-learning menurut buku TIK oleh Munir: Huruf e pada e-learning berarti elektronik yang kerap disepadankan dengan kata virtual (maya) ataudistance (jarak). Dari sini kemudian muncul istilah virtual learning (pembelajaran di dunia maya) atau distance learning (pembelajaran jarak jauh). Kata learning sering diartikan dengan belajar pendidikan (education) atau pelatihan (training)
              Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan media atau jasa bantuan perangkat elektronika (network) yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar kepada para peserta didik menggunakan media teknologi informasi berupa komputer dan jaringan internet atau intranet. Singkat kata, e-learning adalah proses learning (pembelajaran) menggunakan / memanfaatkan TIK sebagai tools.
              Dengan e-learning, belajar dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, melalui jalur mana saja dan dengan kecepatan akses apapun. Dalam pembelajaran e-learning pengajar dan peserta didik tidak perlu berada di tempat dan waktu yang sama untuk melangsungkan proses pembelajaran, e-learning memperpendek jarak antara pengajar dan peserta didik sehingga proses pembelajaran berlangsung secara efisien dan efektif.
              Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning System), LCC (Learner-Centered Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based Training).[4]

2.     Ubiquitous computing
              Ubiquitous computing dapat didefinisikan sebagai penggunaan komputer yang tersebar di mana user berada. Sejumlah komputer disatukan dalam suatu lingkungan dan tersedia bagi setiap orang yang berada di lokasi tersebut. Setiap komputer dapat melakukan pekerjaan yang dipersiapkan untuk tidak banyak melibatkan intervensi manusia atau bahkan tanpa harus mendeteksi di mana pemakai berada.
              Ide ubiquitous computing pertama kali disampaikan oleh Mark Weiser di Laboratorium Komputer Xerox PARC, yang membayangkan komputer dipasangkan di dinding, di permukaan meja, di setiap benda sehingga seseorang dapat berkomunikasi dengan ratusan komputer pada saat yang sama. Setiap komputer secara tersembunyi diletakkan di lingkungan dan dihubungkan secara nirkabel.
              Buxton  menyatakan bahwa ubiquitous computing mempunyai karakteristik utama yaitu:
a.    Ubiquit
              Yaitu interaksi tidak dilakukan oleh suatu saluran melalui satu workstation. Akses ke komputer dapat dilakukan di mana saja. Sebagai contoh, di suatu kantor ada puluhan komputer, layar display, dan sebagainya dengan ukuran bervariasi mulai dari tombol seukuran jam tangan, Pads sebesar notebook, sampai papan informasi sebesar papan tulis yang semuanya terhubung ke satu jaringan. Jaringan nirkabel akan tersedia secara luas untuk mendukung akses bergerak dan akses jarak jauh.

b.    Transparency
              Teknologi ini tidak menganggu keberadaan pemakai, tidak terlihat dan terintegrasi dalam suatu ekologi yang mencakup perkantoran, perumahan, supermarket, dan sebagainya.

              Ubiquitous adalah kebalikan dari dunia realitas virtual yang menempatkan manusia dalam dunia yang diciptakan komputer, ubiquitous computing memaksa komputer eksis di dunia manusia. Belajar dengan Ubiquitous computing:
              Perangkat komputer baru yang kecil, portabel, mobile, dan murah, diperkirakan akan menggantikan komputer dekstop. Dengan adanya perangkat baru ini, murid akan lebih mudah membawa perangkat informasi personal ke lapangan untuk membantu mengerjakan tugas dan bisa di bawa pulang, selain itu murid juga bisa meningkatkan kolaborasi dan memudahkan penggunaan tanpa di batasi lokasi.
              Hubungan antara e-learning dengan ubiquitous computing:
Seperti yang dapat kita baca di atas, baik e-learning maupun ubiquitous computing memiliki fungsi yang mirip, yaitu: mempermudah proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari adanya kuliah on-line (audio conferencing, video broadcasting, dan video conferencing) di mana mahasiswa dan dosen berada di negara yang berbeda dan di benua yang berbeda, mahasiswa tidak perlu lagi meninggalkan tanah airnya untuk mengikuti kuliah dari universitas yang ditujunya.






















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
              Dari uraian dalam analisa permasalahan tadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan Teknologi Modern atau teknologi informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik.
              Banyak yang meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Pendidikan mendatang akan lebih ditentukan informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video.
              Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan.
              Namun dari peran teknologi Modern dalam pendidikan, tidak sepenuhnya teknologi berperan positif, tetapi ada pula pengaruh negatif dari teknologi modern yang digunakan dalam proses pembelajaran. Untuk itu dibutuhkan tenaga pendidik yang dapat memilih dan memilah media serta penggunaan yang selektif dalam pembelajaran. Sehingga teknologi modern dalam proses pembelajaran dapat memberikan peran dan manfaat yang optimal demi mencapai tujuan pendidikan dengan baik.



B.  Saran
              Penggunaan teknologi atau media dalam proses pembelajaran harus disesuaikan dengan pelajaran yang disampaikan agar hasil yang diperoleh maksimal. Di samping itu, juga disesuaikan dengan kemampuan peserta didiknya. Peran teknologi dalam pengembangan kemampuan anak didik cukup signifikan sehingga menunut pendidik agar mampu menggunakan teknologi dengan baik, karena dengan teknologi penyapaian materi akan lebih variatif dan kegiatan akan semakin menarik.
              Dalam mengembangkan pendidikan agama Islam, perlu memperhatikan kebijakan yang kemudian diterjemahkan ke dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga kegiatan pembelajaran berjalan sebagaimana yang diamanahkan. Dalam hal ini, pendidik merupakan salah satu unsur penting, mulai dari memilih materi, teori, metode, teknik, strategi maupun media pembelajaran




DAFTAR PUSTAKA

Nasution. 1994. Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
Danim, Sudarwan. 2008. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Asmani, Amal Ma’mur. 2011. TIK Dalam Pendidikan . Jogjakarta : Diva Press








[1] Nasution, Teknologi Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1994), hal.1
[2] Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hal. 6
[3]Ibid, Nasution, hal.2                                                                                   
[4] Amal Ma’mur Asmani, TIK dalam Pendidikan (Jogjakarta : Diva Press, 2011),hal 218.

No comments:

Post a Comment